Pengertian
Kebudayaan
Kata
kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal,
kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga
kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat
yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah
akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan=cultuur
(bahasa belanda)=culture (bahasa inggris)=tsaqafah (bahasa arab), berasal dari
perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan
mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Dalam
disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama
(Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan
kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil
fisiknya. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu
pada pengertian sebagai berikut :
Kebudayaan
dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Kebudayaan
dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut
kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Dapat
ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk
mencapai kesempurnaan hidup. Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita
bagi menjadi 2 macam :
Kebudayaan
material (lahir), yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya : rumah,
gedung, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan sebagainya.
Kebudayaan
immaterial (spiritual=batin), yaitu : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu
pengetahuan dan sebagainya.
Berikut merupakan
contoh seni
Budaya Adu Domba Garut
Seni adu
domba Garut merupakan atraksi wisata yang biasa di saksikan pada acara tertentu
khususnya pada bulan Juni, Agustus dan Desember di Desa Ngamplang, Cangkuang
dan Ranca Bango Kabupaten Garut. Acara pertarungan domba Garut biasanya
diiringi dengan berbagai atraksi musik kesenian tradisional yang menggunakan
sound system besar dan dihadiri oleh masyarakat pecinta ketangkasan adu domba
Garut dari berbagai lapisan masyarakat dan penjuru daerah di luar Garut.
Menurut
cerita, sejarah domba Garut berawal dari masa pemerintahan Bupati Suryakanta
Legawa sekitar tahun 1815-1829, beliau sering berkunjung ke teman satu
perguruannya bernama Haji Saleh yang mempunyai banyak domba. Salah satu domba
yang dipunyainya (si Lenjang) diminta oleh bupati untuk dikawinkan dengan domba
yang ada di Pendopo kabupten yang bernama si Dewa. Si Toblo, yang merupakan
anak dari si Dewa dan si Lenjang beranak-pinak dan menghasilkan keturunan domba
Garut sampai saat sekarang.
Domba Garut mempunyai karakteristik yang khas dari domba-domba yang ada di daerah luar Garut . Fisik yang kekar dengan berat sekitar 60-80 Kg, tanduk baplang, warna bulu kebanyakan putih dan telinga ngagiri. menjadi salah satu cirri dominan dari domba-domba yang ada. Perkembangan selanjutnya dari pemeliharaan domba garut mengarah pada dua sasaran utama, yaitu sebagai penghasil daging dan untuk kesenangan atau hobi.
Domba Garut mempunyai karakteristik yang khas dari domba-domba yang ada di daerah luar Garut . Fisik yang kekar dengan berat sekitar 60-80 Kg, tanduk baplang, warna bulu kebanyakan putih dan telinga ngagiri. menjadi salah satu cirri dominan dari domba-domba yang ada. Perkembangan selanjutnya dari pemeliharaan domba garut mengarah pada dua sasaran utama, yaitu sebagai penghasil daging dan untuk kesenangan atau hobi.
Setiap event
adu domba selalu dipadati oleh penonton. Kegiatan ini juga memiliki gengsi yang
cukup tinggi karena banyak tokoh-tokoh sunda yang juga merupakan penggemar
sekaligus pemiliknya, seperti Kang Ibing, Dll.
Hadiah yang
diperebutkan juga tidak sembarangan, sebuah mobil atau motor adalah hal yang
sudah biasa. Ini tidaklah mengherankan karena harga seekor domba adu bisa
mencapai puluhan juta rupiah.
Seperti
halnya pertandingan tinju, ajang ini juga dilengkapi oleh juri penilai, wasit
dan pelatih domba yang ikut menari jaipongan setiap kali dombanya beraksi.
Biasanya setiap pertandingan dibagi ke dalam dua ronde, dan masing-masing ronde
terdiri dari sepuluh kali tumbukan kepala. Adu ketangkasan ini juga dibagi ke
dalam kelas-kelas yang berbeda berdasarkan bobot domba petarung.
Ajang adu
domba juga sering kali diselingi oleh atraksi pencak silat, juga musik
tradisional. Ini menjadikan kegiatan sangat meriah dan menarik. Sayangnya
peomosi yang masih bersifat internal di kalangan penggemar domba, menjadikan
atraksi yang memiliki nilai wisata ini belum bisa menarik wisatawan asing dan
mendatangkan devisa bagi daerah
Adu domba merupakan salah satu kesenian khas rakyat Jawa Barat yang cukup digemari, terutama di kalangan tradisional masyarakat priangan.
Kesenian ini merupakan peninggalan leluhur yang masih bertahan eksistensinya hingga saat ini sebagai seni dan hiburan yang murah meriah.
Adu domba pada dasarnya merupakan ajang pamer ketangkasan hewan ternak yang pada akhirnya akan menaikan gengsi suatu perkumpulan ternak tertentu, dimana para pesertanya ialah peternak-peternak domba yang tersebar hampir di seluruh jawa barat, terutama daerah garut, sumedang, bandung, majalengka dan lainnya.
sumber :
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/disc-det.php?id=8&lang=id
http://hendrabmw.blogspot.co.id/2012/01/domba-garut.html
Adu domba merupakan salah satu kesenian khas rakyat Jawa Barat yang cukup digemari, terutama di kalangan tradisional masyarakat priangan.
Kesenian ini merupakan peninggalan leluhur yang masih bertahan eksistensinya hingga saat ini sebagai seni dan hiburan yang murah meriah.
Adu domba pada dasarnya merupakan ajang pamer ketangkasan hewan ternak yang pada akhirnya akan menaikan gengsi suatu perkumpulan ternak tertentu, dimana para pesertanya ialah peternak-peternak domba yang tersebar hampir di seluruh jawa barat, terutama daerah garut, sumedang, bandung, majalengka dan lainnya.
sumber :
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/disc-det.php?id=8&lang=id
http://hendrabmw.blogspot.co.id/2012/01/domba-garut.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar