AUDIT SISTEM
INFORMASI
PENGERTIAN.
“Auditing is the accumolatuin and evaluation
of evidence about information to dtermine and report on the degree of
correspondence between the information and establishe criteria. Examining ought
to be finished by a skillful autonomous individual”.
Definisi
diatas maka audit ialah pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti untuk
menentukan derajat kesesuaian anatar informasi dan criteria yang telah
ditetapkan. Hal ini berarti dalam pelaksanannya evaluasi dilakukan mengacu pada
sejumlah criteria tertentu untuk menentukan derajat kinerja yang telah dicapai.
[ Alvin A. Arens dan James K.Loebbecke ]
TUJUAN AUDIT
SISTEM INFROMASI.
Proses audit
sistem informasi dilakukan dengan tujuan akan tercapainya perbaikan atau
peningkatan kinerja terkait dengan keamanan asset, integritas data serta
efektifitas dan efisiensi penggunaan sistem.
Beberapa
objek yang menjadi tujuan audit adalah meliputi:
a.) Objek
Perlindungan Aset (Asset Safeguarding Objectives)
Aset SI
didalam organisasi adalah HW, SW, fasilitas, user (konwledge), file data,
dokumentasi sistem dan persediaan barang. Sebaiknya semua aset harus dilindungi
oleh sistem pengendalian internal.
b.) Objek
Integritas Data (Data Integrity Objectives)
Integriti
data ialah konsep dasar didalam audit SI. Data terdiri dari atribut-atribut
yang berisi: kelengkapan, dapat dipercaya, bersih dan benar. Jika integritas
data tidak dipelihara, maka organisasi tidak akan mendapatkan represntasi data
yang benar untuk suatu aktifitas, akibatnya organisasi tidak dapat
berkompetisi.
c.) Objek
Efektivitas Sistem (System Effectiveness Objectives)
Audit efektivitas sering
dilakukan setelah sistem berjalan untuk beberapa waktu. Manajemen membutuhkan
hasil audit efektivitas untuk mengambil keputusan apakah sistes terus dijalankan
atau dihentikan sementara untuk proses modifikasi.
d.) Objek
Efisiensi Sistem (System Efficiency Objectives)
Efisiensi SI dilakukan dengan cara menggunakan sumber daya minimum untuk menyelesaikan suatu tujuan objek. Variasi sumber daya terdiri dari mesin, waktu, peripheral, S/W sistem dan pekerja. Tujuan dari perlindungan aset, integritas data, efektivitas sistem dan efisiensi sistem dapat dicapat dengan baik jika manajemen organisasi meningkatkan sistem pengendalian onternalnya.
Efisiensi SI dilakukan dengan cara menggunakan sumber daya minimum untuk menyelesaikan suatu tujuan objek. Variasi sumber daya terdiri dari mesin, waktu, peripheral, S/W sistem dan pekerja. Tujuan dari perlindungan aset, integritas data, efektivitas sistem dan efisiensi sistem dapat dicapat dengan baik jika manajemen organisasi meningkatkan sistem pengendalian onternalnya.
Sebagian
besar tipe penyalahgunaan komputer adalah:
- Hacking
- Virus
- Illegal Physical Access
- Abouse of Privilages
Jenis
Penyalah Gunaan Komputer
- Destruction of asset (perusahaan aset)
- Theft of asset (pencurian aset)
- Modification of asset (modifikasi aset)
- Privacy violaction (pelanggaran privasi)
- Discruption of Operations (pengacauan operasi)
- Unauthorized use of asset (penyalahgunaan otorisasi aset)
- Physical harm to personnel (kejahatan fisik terhadap personal)
PENGENDALIAN UMUM AUDIT SISTEM INFORMASI.
Pengendalian umum pada
perusahaan dilakukan terhadap aspek fisikal maupun logikal. Aspek fisikal
dilakukan terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal terhadap
sistem informasi di level manajemen (misal: sistem operasi). Pengendalian umum
sendiri digolongkan menjadi beberapa, diantaranya:
a)
Pengendalian organisasi dan otorisasi.
Yang dimaksud dengan
pengendalian organisasi adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan
antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Dan juga
dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah
diotorisasi oleh administrator.
b)
Pengendalian operasi.
Operasi sistem informasi
dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi
tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.
c)
Pengendalian perubahan.
Perubahan-perubahan yang
dilakukan terhadap sistem informasi harus dikendalikan, termasuk pengendalian
versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi, serta manajemen
perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
d)
Pengendalian akses fisikal dan logikal.
Pengendalian akses
fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem
informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan
pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).
RUANG LINGKUP AUDIT
SISTEM INFORMASI
Ruang lingkup yang termasuk dalam pengendalian umum (pengendalia perspektif manajemen} diantaranya adalah :
Ruang lingkup yang termasuk dalam pengendalian umum (pengendalia perspektif manajemen} diantaranya adalah :
– Pengendalian
manajemen puncak (top management controls).
– Pengendalian
manajemen pengembangan sistem (information system management
controls)
– Pengendalian manajemen sumber
data (data resources management controls).
– Pengendalian
manajemen operasi (operations management controls).
– Pengendalian
manajemen keamanan (security administration management controls).
– Pengendalian
manajemen jaminan kualitas (quality assurance management controls).
PENGENDALIAN APLIKASI (APPLICATION CONTROL)
Tujuan
pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara
benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang
memadai atas output yang dihasilkan. Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya,
pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat pengendalian umum
memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas pengendalian-pengendalian
aplikasi.
Macam Aplikasi (UNSUR
PENGENDALIAN APLIKASI)
Aplikasi berwujud perangkat lunak, yang dapat dibagi menjadi dua tipe dalam
perusahaan untuk kepentingan audit PDE:
· Perangkat
lunak berdiri sendiri
Terdapat
pada organisasi yang belum menerapkan SIA dan sistem ERP, sehingga masih banyak
aplikasi yang berdiri sendiri pada masing-masing unitnya. Contoh: aplikasi (software) MYOB pada fungsi akuntansi dan keuangan.
· Perangkat
lunak di server
Tedapat pada
organisasi yang telah menerapkan SIA dan sistem ERP. Aplikasi terinstall pada
server sehingga tipe struktur sistemnya memakai sistem client-server . Client
hanya dipakai sebagai antar-muka (interface) untuk mengakses
aplikasi pada server.
Macam Pengendalian Aplikasi
a.
Pengendalian Organisasi dan Akses Aplikasi
Pada
pengendalian organisasi, hampir sama dengan pengendalian umum organisasi, namun
lebih terfokus pada aplikasi yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik
aplikasi, tugas administrator, pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk
pengendalian akses, terpusat hanya pada pengendalian logika saja untuk
menghindari akses tidak terotorisasi. Selain itu juga terdapat pengendalian role
based menu dibalik pengendalian akses logika, dimana hanya pengguna
tertentu saja yang mampu mengakses menu yang telah ditunjuk oleh administrator.
Hal ini berkaitan erat dengan kebijakan TI dan prosedur perusahaan berkaitan
dengan nama pengguna dan sandi nya.
b.
Pengendalian
Input
Pengendalian
input memastikan data-data yang dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi,
akurat, dan terverifikasi.
c.
Pengendalian Proses
Pengendalian proses biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu (1) tahapan
transaksi, dimana proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang
sementara maupun yang permanen dan (2) tahapan database, proses yang dilakukan
pada berkas-berkas master.
d.
Pengendalian
Output
Pada
pengendalian ini dilakukan beberapa pengecekan baik secara otomatis maupun
manual (kasat mata) jika output yang dihasilkan juga kasat mata.
e.
Pengendalian
Berkas Master
Pada
pengendalian ini harus terjadi integritas referensial pada data, sehingga tidak
akan diketemukan anomali-anomali, seperti:
ü Anomaly penambahan
ü Anomaly penghapusan
ü Anomaly pemuktahiran/pembaruan
FUNGSI INTERNAL AUDITOR
Fungsi
internal auditor yang dikemukakan oleh Holmes dan Overmayer yang menggolongkan
secara terperinci:
1. Menentukan
baik tidaknya internal control dengan memperhatikan pemeriksaan fungsi dan
apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan.
2. Bertanggung
jawab dalam menentukan apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana policy dan prosedur
yang telah ditetapkan sampai nilai apakah hal tersebut telah diperbaiki atau
tidak,
3. Menverifikasi
adanya keuntungan kekayaan atau asset termasuk mencegah dan menentukan
penyelesaian.
4. Menverifikasikan
dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi dan pelaporan.
5. Melaporkan
secara objektif apa yang diketahui kepada manajemen disertai rekomendasi
perbaikan.
Sumber :